SEJARAH INGGRIS: DARI KERAJAAN KUNO HINGGA KEKUATAN DUNIA

Sejarah Inggris: Dari Kerajaan Kuno hingga Kekuatan Dunia

Sejarah Inggris: Dari Kerajaan Kuno hingga Kekuatan Dunia

Blog Article

Sejarah Inggris adalah perjalanan panjang dari negeri yang dikuasai oleh suku-suku kuno hingga menjadi salah satu kekuatan terbesar di dunia. Negeri ini berkembang melalui berbagai fase yang penuh dengan perang, inovasi, serta pengaruh budaya dan politik yang besar, hingga bertransformasi menjadi pusat kemajuan industri, ekonomi, dan ilmu pengetahuan.

Artikel ini akan menelusuri perjalanan panjang sejarah Inggris dari masa kuno hingga era modern.

1. Inggris Kuno dan Penjajahan Romawi


Wilayah yang sekarang dikenal sebagai Inggris telah dihuni sejak zaman prasejarah, dan jejak peradaban awal bisa dilihat dari peninggalan-peninggalan seperti Stonehenge. Pada masa kuno, tanah Inggris dihuni oleh suku-suku Keltik, yang hidup di wilayah tersebut selama berabad-abad sebelum kedatangan Kekaisaran Romawi.

Pada tahun 43 M, Romawi, di bawah Kaisar Claudius, menaklukkan Inggris dan menjadikannya sebagai provinsi Britannia. Romawi membangun infrastruktur yang signifikan, termasuk kota-kota seperti Londinium (sekarang London) serta jalan-jalan dan benteng pertahanan. Namun, pada abad ke-5, Kekaisaran Romawi mulai runtuh, dan Romawi meninggalkan Inggris. Setelah itu, suku-suku Anglo-Saxon dari Jerman, serta suku Jute dan Frisia, mulai bermigrasi ke Inggris dan mendominasi wilayah tersebut.

2. Kedatangan Viking dan Pembentukan Inggris


Pada abad ke-9, Inggris kembali mengalami invasi besar, kali ini dari Viking. Penyerbuan Viking membawa kehancuran di banyak wilayah, tetapi juga berdampak pada pembentukan Inggris sebagai sebuah kerajaan yang lebih kuat. Raja Alfred yang Agung dari Wessex berhasil mempertahankan wilayahnya dari Viking dan menyatukan kerajaan-kerajaan Anglo-Saxon untuk melawan invasi. Alfred dikenal sebagai salah satu pemimpin besar yang berhasil mempertahankan identitas Inggris.

Pada abad ke-10, Inggris berhasil menjadi satu kerajaan yang bersatu di bawah Raja Athelstan. Namun, ancaman Viking belum sepenuhnya hilang. Pada tahun 1016, Inggris dikuasai oleh Raja Cnut dari Denmark dan menjadi bagian dari Kekaisaran Laut Utara, yang mencakup Denmark dan Norwegia.

3. Penaklukan Norman dan Feodalisme


Salah satu peristiwa paling signifikan dalam sejarah Inggris adalah Penaklukan Norman pada tahun 1066. Raja Edward sang Pengaku meninggal tanpa ahli waris, menyebabkan perebutan takhta di antara beberapa penguasa. William, Adipati Normandia (juga dikenal sebagai William Sang Penakluk), mengklaim takhta Inggris dan berhasil mengalahkan Raja Harold II dalam Pertempuran Hastings.

Kemenangan ini menandai awal dari sistem feodal di Inggris, di mana William mendistribusikan tanah kepada para pengikutnya dan memerintah dengan tangan besi. Bangsa Norman memperkenalkan sistem hukum baru, membangun kastil sebagai benteng pertahanan, dan mendirikan Menara London yang terkenal. Bahasa Prancis Norman mulai bercampur dengan Anglo-Saxon, yang kemudian berkembang menjadi bahasa Inggris modern.

4. Perang Seratus Tahun dan Perang Mawar


Pada abad ke-14, Inggris terlibat dalam Perang Seratus Tahun (1337–1453) melawan Prancis. Konflik ini terjadi karena klaim dinasti Inggris atas takhta Prancis. Meskipun Inggris awalnya sukses di bawah pimpinan Raja Henry V, perang ini akhirnya berakhir dengan kekalahan Inggris, dan wilayah-wilayah yang dikuasai di Prancis hilang.

Tak lama setelah Perang Seratus Tahun, Inggris mengalami Perang Mawar (1455–1487), perang saudara antara dua keluarga kerajaan, Lancaster dan York, yang bersaing memperebutkan takhta. Konflik ini berakhir dengan kemenangan keluarga Lancaster di bawah pimpinan Henry Tudor yang kemudian menjadi Raja Henry VII dan mendirikan Dinasti Tudor.

5. Masa Keemasan dan Dinasti Tudor


Dinasti Tudor, terutama di bawah pemerintahan Henry VIII dan Elizabeth I, menjadi era yang penting dalam sejarah Inggris. Henry VIII dikenal dengan reformasi gereja dan pembentukan Gereja Inggris, yang memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma. Keputusan ini diambil setelah Paus menolak membatalkan pernikahannya, dan keputusan Henry menciptakan perpecahan agama di Inggris yang bertahan selama berabad-abad.

Pada masa Elizabeth I, Inggris mengalami Zaman Keemasan, di mana seni, sains, dan sastra berkembang pesat. Tokoh-tokoh seperti William Shakespeare dan Christopher Marlowe menghasilkan karya besar dalam sastra Inggris. Pada masa ini pula, Inggris mulai menjelajahi dunia dan mendirikan koloni-koloni pertama di Amerika.

6. Revolusi Inggris dan Abad Pencerahan


Pada abad ke-17, Inggris menghadapi konflik politik dan agama yang intens, termasuk Perang Saudara Inggris (1642–1651) antara pasukan pendukung Raja Charles I dan pasukan parlemen yang dipimpin oleh Oliver Cromwell. Charles I dieksekusi, dan Inggris menjadi republik singkat yang dikenal sebagai Persemakmuran Inggris, yang dipimpin oleh Cromwell.

Setelah Cromwell meninggal, monarki dipulihkan di bawah Raja Charles II. Namun, konflik politik tetap ada, hingga Revolusi Glorious tahun 1688, di mana Raja James II digulingkan dan digantikan oleh putrinya, Mary, dan suaminya, William dari Orange. Revolusi ini menandai pembentukan monarki konstitusional di Inggris.

7. Revolusi Industri dan Imperialisme Inggris


Pada abad ke-18 dan ke-19, Inggris menjadi pusat Revolusi Industri, yang mengubah kehidupan ekonomi dan sosial secara drastis. Teknologi baru seperti mesin uap, lokomotif, dan mesin tekstil menciptakan revolusi di sektor industri dan transportasi. Inggris pun menjadi pusat produksi dan perdagangan dunia.

Pada masa ini, Inggris juga memperluas kekuasaannya di seluruh dunia. Kekaisaran Inggris menjadi salah satu imperium terbesar dalam sejarah, yang mencakup wilayah-wilayah di Asia, Afrika, Amerika, dan Oseania. Inggris menjadi pusat ekonomi global dan menguasai jalur perdagangan dunia.

8. Inggris Modern dan Dunia Kontemporer


Setelah Perang Dunia I dan II, kekuatan imperial Inggris menurun, dan banyak koloni mendapatkan kemerdekaannya, termasuk India dan wilayah-wilayah di Afrika serta Asia Tenggara. Inggris kemudian berfokus pada kerja sama internasional dan menjadi anggota Uni Eropa. Namun, pada tahun 2016, Inggris mengadakan referendum yang dikenal sebagai Brexit, di mana mayoritas rakyat memilih untuk keluar dari Uni Eropa.

Hingga kini, Inggris tetap menjadi salah satu negara berpengaruh dalam hal ekonomi, politik, dan budaya global. Monarki konstitusionalnya bertahan, dengan raja atau ratu sebagai kepala negara, sementara pemerintahan sehari-hari dijalankan oleh perdana menteri dan parlemen.

Kesimpulan


Sejarah Inggris adalah kisah panjang tentang perubahan, kemajuan, dan pengaruh global yang besar. Dari kerajaan kecil yang penuh dengan perang hingga menjadi kekuatan besar, Inggris telah memainkan peran penting dalam membentuk dunia modern. Di era saat ini, Inggris tetap menjadi simbol tradisi dan inovasi, dengan warisan budaya dan sejarah yang kaya.

Report this page